Salah satu ciri orang yang memiliki keinginan untuk maju dalam hidupnya adalah, orang tersebut memiliki target pribadi yang jelas yang hendak dicapainya, baik target jangka panjang (misalkan durasi 10 tahun ke atas), target jangka menengah (5 sampai 10 tahun) bahkan target jangka pendek (1 sampai 5 tahun). Dan, salah satu awal dari penetapan target tersebut adalah dengan keberaniannya dalam menentukan target yang hendak dicapainya ketika dia memulai karir dalam sebuah perusahaan atau di pemerintahan.
Pada prinsipnya, penetapan target dalam bekerja hendaknya merujuk kepada prinsip SMART. Sebuah target haruslah Specific, artinya jangan membuat target-target yang mengambang, tidak terdefinisi dengan jelas dan konkrit, misalnya: “Ingin menghasilkan prestasi yang lebih baik (prestasi apa dan di bidang apa?), ingin mendapatkan karir yang bagus (apa itu dan sebagus apa?). Harus lebih spesifik seperti: “ Ingin berprestasi dengan selalu mencapai hasil standard kinerja tahunan atau KPI”, atau “Ingin menjadi Manajer”. Measurable, sebuah target juga haruslah bisa dengan mudah diukur, sehingga perlu ada pernyataan kuantitatif-nya seperti berapa %?, tahun berapa?, berapa banyak? yang melekat pada penetapan target tersebut. Achievable, suatu target yang ditentukan mesti mempertimbangkan kemampuan Anda untuk mencapainya.. Reasonable, dan juga harus memperhatikan daya dukung lingkungan sekitar Anda untuk memungkinkan target tersebut bisa tercapai, Timed, harus pula ada rentang waktu yang jelas untuk mencapai target tersebut. Sehingga, kedua kalimat contoh target yang sudah spesifik di atas dapat disempurnakan menjadi: “ Ingin berprestasi dengan selalu mencapai di atas 100% sasaran kinerja (KPI) setiap tahunnya”, dan “ Ingin menjadi Manajer yang sesuai dengan bidang pekerjaan sekarang paling lambat 3 tahun dari sekarang “. Adalah target-target yang mencerminkan prinsip SMART, bukan?.
Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya menentukan target-target tersebut dalam bekerja?. Berikut ini adalah beberapa kiat yang mungkin berguna bagi Anda:
1. Ukur dan galilah POTENSI KEMAMPUAN yang ada dalam diri Anda secara maksimal dengan merenung, menganalisa diri serta membuat prediksi-prediksi masa depan. Hati-hati kalau Anda terjebak dengan mengartikan kata ”kemampuan”. Yang dimaksud disini adalah potensi kemampuan, artinya bukan hanya melihat apa yang saat ini Anda sudah mampu lakukan, tetapi juga memperhatikan potensi diri Anda untuk di masa depan MAMPU melakukan sesuatu asalkan didukung oleh beberapa faktor lainnya. Orang banyak pasrah mengatakan bahwa ”saya tidak mampu”, padahal mungkin saat ini dia belum mampu, tapi tidak berarti bahwa dimasa yang akan datang dia juga tak mampu.
2. Ukur dan gali pula daya dukung lingkungan Anda saat ini, dalam durasi waktu yang lumayan cukup ke depan, apakah sumber daya eksternal (suasana kantor, kepemimpinan organisasi, infrastruktur, teknologi serta faktor lainnya) bisa mendukung Anda untuk mengekspresikan POTENSI KEMAMPUAN Anda tersebut?.
3. Setelah itu, maka buatlah beberapa list keinginan, ambisi (dalam bahasa positif), daftar pencapaian-pencapaian yang Anda harapkan. Sudah barang tentu, daftar tersebut harus disesuaikan dengan faktor nomor 1 dan 2 di atas serta urutkanlah list tersebut dari yang paling gampang dan paling cepat bisa dilakukan sampai kepada yang paling susah dan paling lambat kemungkinannya untuk dicapai.
4. Dengarkan suara hati Anda untuk berbicara dan pilihlah beberapa prioritas target yang memang Anda anggap sangat penting untuk ditetapkan dan dicapai. Hindari membuat target yang hanya satu (tidak ada pilihan), tetapi juga jangan terlalu memaksakan diri untuk membuat banyak sekali target sehingga akhirnya sulit dicapai.
Hendaknya Anda berhati-hati dalam menentukan target pribadi dalam bekerja, karena target-target tersebut sejatinya harus memotivasi Anda untuk bekerja lebih baik dan lebih bersemangat, bekerja lebih efektif dan efisien serta bekerja lebih terarah atau lebih sistematis.
A. MENYAMPAIKAN PENDAPAT DENGAN BAIK DALAM BEKERJA
It’s only about the way you deliver the messages. Begitulah istilah keren untuk menggambarkan kualitas atau efektifitas sebuah komunikasi antara satu orang dengan orang lain. Yang paling berpengaruh atas keberhasilan sebuah komunikasi, justru bukan kualitas kandungan informasi yang hendak dikomunikasikan atau bukan karena tingkat kemampuan intelektual serta wawasan seseorang terhadap informasi tersebut, melainkan adalah kualitas CARA (the way) yang bersangkutan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan informasi atau berita tersebut. Demikian juga halnya ketika kita berinteraksi dalam lingkungan pekerjaan. Pendapat atau argumentasi yang bagus belum tentu bisa diterima dengan baik oleh orang lain jika kurang tepat dalam menyampaikannya. Ide-ide cemerlang untuk memajukan perusahaan dan karyawannya juga bisa jadi sering mental (ditolak) dan terbuang percuma hanya gara-gara kurang pas waktu dan situasi pengkomunikasiannya. Masukan atau saran yang sangat membangun terhadap seseorang bahkan malah bisa diterima negative oleh orang yang hendak diberikan saran atau masukan lantaran tidak klop CARA menyampaikannya.
Lalu, bagaimana cara menyampaikan pendapat dengan baik khususnya dalam situasi bekerja, rapat dengan atasan atau dengan tim lain di perusahaan?. Beberapa tips di bawah ini mungkin bisa membantu Anda:
A. JIKA PENDAPAT ITU BERUPA IDE/PEMIKIRAN BARU ANDA.
i. Yakini terlebih dahulu keabsahan atau keakuratan ide/pemikiran tersebut sebelum Anda menyampaikannya.
ii. Cari waktu yang sesuai atau mendukung untuk mengemukakan ide tersebut secara langsung (verbal), misalnya dalam suasana yang memang diminta untuk mengemukakan pemikiran/ide. Jika belum ditemukan waktu yang pas, maka lebih baik mengemukakan dengan cara tulisan terlebih dahulu (email, proposal, sms, surat, dll).
iii. Jangan berorientasi untuk membandingkan ide tersebut dengan punya orang lain, tetapi upayakan untuk selalu berorientasi kegunaan (manfaat) tanpa harus menyinggung atau membandingkannya dengan orang lain.
iv. Sampaikan dengan simpatik dan kerendahan hati, bahwa pendapat ini adalah berdasarkan pengkajian saya, atau pemikiran saya, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas analisa yang saya miliki, bisa jadi jauh dari hal-hal yang saya tidak ketahui. Hal ini akan mengesankan Anda sebagai orang yang tulus dan apa adanya, tidak arogan, jauh dari penilaian merasa tahu dan paling bisa serta tidak terkesan memaksakan kehendak.
B. JIKA PENDAPAT ITU BERUPA PERTANYAAN YANG INGIN ANDA KLARIFIKASI.
i. Hindari untuk menanyakan sesuatu yang mengarah kepada pribadi orang, tapi usahakan untuk selalu mempertanyakan fungsi, manfaat, tujuan atau akibat dari sesuatu hal yang ingin Anda klarifikasi. Misalnya, Anda ingin bertanya: ”Mengapa direktur HRD mengeluarkan kebijakan baru itu?”. Pertanyaan itu mengesankan Anda mempermasalahkan Direktur HRD-nya. Tapi, coba rubah cara bertanya seperti berikut: ” Kalau boleh tahu pak, dalam hal apa kelebihan atau manfaat kebijakan baru ini terhadap produktivitas atau kesejahteraan karyawan kita?”, ”Kira-kira pak, sasaran apa dalam jangka pendek yang ingin dicapai dengan adanya perubahan kebijakan ini?. Jadi, kita mempertanyakan manfaat atau konten dari kebijakan baru itu, bukan mempersoalkan pribadi yang merubahnya.
ii. Usahakan selalu nadanya konfirmasi dan positif, bukan bernada konfrontasi dan negatif.
iii. Perhatikan juga suasana, timing yang tepat serta medium yang pas untuk menanyakannya.
C. JIKA PENDAPAT ITU BERUPA MASUKAN ATAU KRITIK YANG MEMBANGUN.
i. Jangan memotong pembicaraan orang dengan langsung mengatakan: ”Tidak setuju, kurang sepaham, menolak, salah, dan kalimat-kalimat tidak simpatik lainnya. Beri kesempatan orang yang akan Anda beri masukan itu berbicara dan menjelaskan terlebih dahulu sebelum Anda memberikan masukan Anda.
ii. Pelajari cara yang nyaman untuk memberikan masukan kepada setiap orang yang Anda maksud. Ada orang yang tidak suka kalau diberi masukan atau kritik di depan orang lain, maka cara terbaiknya adalah mencari waktu yang bisa hanya berdua saja antara Anda dengan dia. Jangan pula memberikan kritik atau bantahan disaat suasana batin orang tersebut lagi emosional, redakan dulu emosinya barulah Anda masuk dengan beberapa saran yang konstruktif.
iii. Jangan menyampaikan sesuatu masukan dengan cara ”menyalahkan”, tetapi sampaikanlah dengan metoda ”memberikan pertimbangan lain yang mungkin lebih baik”, karena siapapun manusianya, pastilah susah untuk menerima jika disalahkan.
iv. Sekali lagi, sampaikan dengan bahasa-bahasa yang simpatik, lembut dan tidak tendensius untuk menyasar kepada pribadi-pribadi, tetapi hendaknya yang Anda kritik atau sarankan adalah konten (isi) dari pendapat, kebijakan atau aturan yang Anda permasalahkan tersebut.
Orang tahu belum tentu mengerti, orang mengerti belum tentu menyadari, tapi orang sadar pastilah tahu dan mengerti. Maka jadilah orang yang menyadari bahwa setiap ucapan, pikiran serta perbuatan yang keluar dari diri kita akan direspons langsung maupun tidak langsung oleh orang lain. Maka pikirkanlah, ucapkanlah dan lakukanlah dengan POSITIF!.