Jumat, 21 Oktober 2011

Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif Dimasa Sulit


Ironi dan Dilema Ibu Rumah Tangga Dewasa Ini

Hidup semakin susah, biaya kebutuhan sehari-hari cenderung naik terus mulai dari urusan sembako, sayur mayur, listrik, telepon, serta biaya rumah tangga lainnya.  Agaknya, tidak ada ibu rumah tangga manapun yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut, 100% dipastikan akan mengatakan “YA” jika ada survey mempertanyakan fenomena semakin meningkatnya biaya-biaya itu.  Juga, sejalan dengan perkembangan dan perjalanan sebuah rumah tangga, telah pula menuntut kenaikan kebutuhan non harian seperti kebutuhan biaya sekolah, kursus, pakaian, asesoris dan biaya lainnya.  Disisi lain, porsi perempuan menikah di perkotaan yang berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga (tidak punya income tetap) masih dominan.  Mereka mengelola keuangan rumah tangga dengan mengandalkan dari pendapatan kerja sang suami, yang dalam hal ini sering disebut sebagai single income generator atau bahasa kerennya adalah “single gardan”.

Inilah sebuah ironi sekaligus dilema yang dihadapi para Ibu rumah tangga dewasa ini.  Pertama, merasa pusing dengan biaya-biaya yang cenderung naik, namun pada saat yang bersamaan tidak produktif atau tidak mampu menghasilkan income tambahan.  Kedua, merasa ingin sekali untuk membantu dan menghasilkan income tambahan tapi juga merasa tidak memiliki kemampuan untuk mencari solusi yang praktis, tanpa harus meninggalkan kesibukannya sebagai ibu rumah tangga.

3 Alasan Kenapa Mesti Produktif?.

Apa perlunya seorang ibu rumah tangga harus produktif atau mampu menghasilkan uang tambahan (cash in flow) bagi keluarga?.  Paling tidak, ada tiga alasan utama yang mendasari dan perlu direnungkan oleh para Ibu Rumah Tangga.

Pertama, adalah untuk mencarikan solusi atas ironi dan  ”kepusingan” atas biaya dan keinginan menambah aliran dana masuk bagi keluarga.  Bahwa kebutuhan semakin bertambah dan ”apa boleh buat” tidak bisa dibendung, pertumbuhan tingkat kebutuhan tersebut lebih cepat dan lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan tingkat penghasilan sang suami.  Seorang suami yang berprofesi sebagai karyawan (pegawai) baik pegawai negeri maupun pegawai swasta, biasanya akan mendapatkan kenaikan atau penyesuaian gaji secara tahunan.  Dan, tingkat penyesuaian itupun ukurannya selalu mengacu kepada rata-rata tingkat inflasi di atas kertas.  Padahal, kenaikan kebutuhan (biaya-biaya hidup) yang riil sangat jauh di atas nilai inflasi yang di buku.  Dengan produktivitas (usaha produktif) dari Ibu rumah tangga, maka secara langsung akan mengurangi kesenjangan (GAP) antara kedua tingkat pertumbuhan tersebut.

Kedua, adalah untuk membiasakan diri dan belajar sebagai sumber income alternatif (ban serap) bagi rumah tangga.  Posisi suami yang cukup kuat dan dapat menjamin laju uang masuk (pendapatan) keluarga saat ini, tentulah tidak akan secara pasti bisa bertahan sampai jangka panjang.  Meskipun kita tidak berharap untuk sesuatu terjadi di tengah jalan terhadap suami yang menyebabkan kemampuan produktivitasnya menurun, namun hidup dan masa depan adalah sesuatu yang tidak bisa diduga ujung atau akhirnya.  Jika, terjadi apa-apa dengan sang suami, maka Ibu yang sudah belajar dan terbiasa produktif tentulah tidak akan terguncang dahsyat menghadapinya.  Dengan persiapan dirinya sebagai antisipasi alternatif sumber income keluarga, dia akan tegar dan cepat pulih dan bisa mandiri seandainya menghadapi situasi yang tak diinginkan terhadap sang suami.

Ketiga,  menjadi produktif adalah salah satu bentuk olah raga otak (pikiran) di samping olah raga jasmani (badan).  Ibu-ibu yang memiliki usaha (meskipun kecil-kecilan) akan cenderung lebih kreatif, inovatif dan cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan diri dan rumah tangganya dibandingkan dengan Ibu-ibu yang hanya konsumtif, di rumah untuk mengurusi anak dan keluarga saja.  Disamping itu, mereka yang produktif juga cenderung lebih sabar, mudah berkomunikasi dan bersosialisasi dan lebih luas wawasannya.  Dengan berusaha, berarti kita memegang tanggung jawab, kita harus memberikan dan mempunyai sebuah standar pelayananan terhadap orang lain (customer), kita memutar otak bagaimana supaya bisa bertahan dan maju.  Tak ketinggalan, kita berinteraksi dengan banyak sekali karakter dan latar belakang orang, yang akhirnya bisa membuat kita lebih matang, lebih toleransi dan lebih memahami arti pentingnya sebuah ikhtiar dan kerjasama.  

3 Prinsip Untuk Menjadi Ibu Rumah Tangga Produktif.

Menjadi Ibu Rumah Tangga yang produktif tidak ada syarat khusus.  Tidak perlu sekolah dan waktu belajar khusus, tidak perlu bekerja penuh waktu, tidak perlu modal yang besar, tidak perlu perencanaan dan konsep yang berbelit-belit serta tidak memerlukan pengalaman yang lama sebelumnya.  Yang diperlukan hanyalah sebuah tekad dan kemauan yang solid untuk memulai dan untuk berhasil.

Terdapat tiga prinsip utama yang hendaknya dapat dipegang erat oleh seorang Ibu rumah tangga yang ingin merubah dirinya dari konsumtif ke produktif dengan adanya keinginan memulai usaha, yaitu:

  1. Prinsip Keyakinan.
Harus memilih jenis usaha yang spesifik (terfokus), tidak bimbang dan tidak terlalu banyak alternatif yang akhirnya membingungkan.  Harus menjalaninya dengan penuh keyakinan akan adanya proses awal, adanya proses pengembangan serta akan adanya hasil yang memuaskan.  Harus juga ada konsistensi dan kesabaran dalam berproses, paling tidak dalam jangka waktu tertentu (6 sampai 12 bulan).  Dengan menganut prinsip ini maka Anda akan tidak mudah terombang-ambing dan tidak pula akan cepat menyerah di tengah jalan.  Inilah modal besar yang terkadang dilupakan oleh tidak sedikit orang yang baru memulai sebuah usaha.

  1. Prinsip Efektifitas.
Jenis usaha yang dipilih hendaknya sesuatu yang bisa dengan cepat dan praktis untuk dijalankan, karena kita berpacu dengan waktu dan motivasi kita.  Jangan memilih untuk memulai sebuah usaha yang sangat membutuhkan waktu lama (berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun) untuk merencanakannya atau untuk mempersiapkannya.  Energi Anda harus disimpan dan dihemat-hemat sampai akhirnya proses itu membuahkan hasil, maka jangan terlalu berlama-lama dalam persiapan.  Prinsipnya, pilih dan jalankanlah jenis usaha yang dengan cepat, mudah dan praktis untuk dimulai.  Dengan demikian, Anda akan memiliki cukup energi dan motivasi untuk mengawal serta mengikuti perkembangan dan hasilnya dalam waktu yang relatif singkat.

  1. Prinsip Efisiensi.
Memulai suatu usaha juga tidak melulu harus dengan identik dengan modal besar.  Mulailah dari modal investasi yang sekecil mungkin dan terukur, serta gunakanlah sumberdaya internal terlebih dahulu sebelum menggunakan sumberdaya eksternal.  Jangan berpandangan bahwa segala sesuatunya harus terlihat mewah dan lengkap (meskipun tidak diperlukan saat itu).  Semakin Anda meyakini dan menjalankan prinsip efisiensi ini, semakin terkontrol pengeluaran operasional Anda serta semakin dekat kepada sebuah hasil (keuntungan) yang diinginkan.
  
3 Kiat Sukses Menjadi Ibu Rumah Tangga Yang Produktif.

Jika sudah maklum akan perlunya untuk menjadi Ibu rumah tangga yang produktif serta sudah dapat menguasai prinsip memulai usaha seperti diskusi kita di atas, maka sekarang tinggal sedikit tips bagaimana menjalankan usaha supaya Anda bisa menjadi Ibu rumah tangga yang produktif.  Dalam tulisan ini, saya menyajikan serba 3 (tiga), sehingga kiat jitu menjadi Ibu rumah tangga yang produktifpun ada tiga;

  1. Pilihlah jenis usaha yang sesuai kemampuan Anda.

Mulailah usaha dengan sesuatu yang rasanya Anda kuasai (sesuai hobby, pernah berkecimpung di bidang itu meskipun tidak lama, atau pernah belajar/memiliki referensi sebelumnya).  Juga jangan merubah terlalu banyak waktu beraktivitas Anda sehari-hari dari pola yang sebelumnya ke pola baru.  Karenanya, usahakan memilih usaha yang kalau bisa dilakukan di rumah atau kalaupun diluar rumah hendaknya tidak terlalu berjauhan dengan lokasi rumah Anda.  Buatlah produk yang Anda sudah dapat membayangkan arah atau peluang penjualannya (calon pembelinya), dan carilah jenis usaha atau produk yang memiliki rersiko yang tidak besar.

  1. Pasarkan dengan cara yang unik dan menggunakan sistem sinergi.

Produk atau jasa yang akan dipasarkan hendaknya memiliki tampilan dan ciri khas tersendiri.  Tekstur yang berbeda, kemasan yang user friendly dan unik, serta kandungan manfaat atau pelayanan yang mungkin tidak bisa digantikan oleh produk atau jasa orang lain.  Tampil beda, demikianlah kata yang singkat untuk menggambarkan bagaimana Anda harus mampu menghasilkan pencitraan produk atau jasa yang akan Anda pasarkan.  Selain itu, faktor pendistribusiannya pun harus benar-benar diperhatikan.  Agar murah dan efektif, maka ciptakanlah sinergi sebanyak mungkin  dengan pihak lain.  Selain murah, bersinergi dengan sebanyak mungkin channel distribusi akan membuat Anda bisa cepat memahami channel mana yang lebih efektif dan menguntungkan sehingga pada tahap berikutnya bisa lebih diprioritaskan atau difokuskan.

  1. Tangani dan kontrol langsung dan lebih intens.

Karena usaha untuk menjadi Ibu runmah tangga produktif ini baru dimulai, maka jangan terlalu banyak dan terlalu cepat mengandalkan pengelolaan bisnis Anda kepada orang atau pihak lain.  Terjunlah secara langsung memimpin aktivitas usaha tersebut, dengan demikian Anda akan lebih cepat memahami proses lahir dan berkembangnya.  Segala sesuatu yang terjadi termasuk permasalahan yang timbul dapat segera dicarikan solusinya dan diputuskan tindakan apa yang akan diambil saat itu juga.  Jika Anda menyerahkannya kepada orang lain, maka Anda akan ketinggalan berita (up date) sehingga sangat mungkin akan melenceng dari rencana dan keinginan semula.

Selamat mencoba menjadi Ibu rumah tangga yang produktif, dan selamat terbebas dari ironi masalah keuangan rumah tangga Anda. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar